Parkour. . .
saya terdiam membisu ketika
mengetahui bahwa film berjudul Yamakasi di buat tanpa bantuan edit kamera dan
saya berkata dalam hati “saya ingin seperti mereka.” Ya mereka adalah
sekomplotan orang-orang yang berjiwa pemberani didikan langsung David Belle
sang pencipta sebuah disiplin yang ia namai PARKOUR. Saya yang tak tahu apa itu
Parkour berusaha menggali informasi tentang apa itu Parkour. Hari demi hari
saya
lalui namun tak secuir pun informasi yang saya dapatkan. Saya pun mulai putus asa.
@@###@@
Ketika saya
memasuki masa remaja saya, teringatlah suatu kenangan itu. Empat tahun berlalu
saya masih berambisi untuk mendalami olahraga Parkour yang kini sudah sangat
familiar di telinga semua orang. Dan akhirnya setelah sekian lama mencari ku
dapatkan situs web Parkour Indonesia yang di dalamnya berisi semua informasi
tentang parkour. Tidak lama dari itu saya pun menemukan Group Parkour Bandung
di Facebook di sana saya berkenalan dengan seorang pria bernama Feri yang juga
baru akan ikut latihan dan sekarang ia telah menjadi
teman saya.
Pada hari minggu,
22 Agustus 2010 saya memulai percakapan kecil bersama teman Baru saya itu.
“Zal, nanti kamu
ikut costume Jaming Party ga?”
“Ga ah saya ga
punya kostum buat ngejamingnya, kalo kamu?”
“Kalau saya sih
pengen ikut tapi...”
“Tapi apa sob?”
“Ri masih malu Zal.”
“Kenapa harus
malu Ri? Kalau kita terus-terusan malu nanti kapan kita mulainya?”
“Bener juga
kata-katamu itu zal. Ok deh nanti Ri mau ikutan aja.”
“siph deh.”
@@###@@
Sore yang cerah.
Saya sedang asik-asiknya fb-an muncul sebuah pesan singkat dari Feri di HP
saya.
“Udah pusing
muter-muter lihat-lihat tempatnya akhirnya ketemu juga. Tapi Udah di mulai Zal,
gimana nih?”
“Iya lah udah di
mulai. Lihat jam juga udah jam segini. Kalau menurut Zal sih mending kamu
langsung ikutan ja dari pada pulang ga bawa hasil.”
“tapi Ri malu
Zal.”
“Ya itu mah
terserah kamu aja.”
“Ri bingung zal.”
“Kalo menurut Zal
mending kamu ikutan aja.”
Setelah beberapa
menit saya coba Sms lagi Feri.
“Ri gimana jadi
ikutan ga?”
Namun Feri tidak
menjawab. Dan saya coba untuk meneleponnya. Namun ia tidak menjawabnya. Sayapun
bingung dan sedikit cemas.
Malam mulai
menjemput dengan diiringi gelapnya langit. Tiba-tiba saya mendapat pesan dari
Feri.
“Zal maaf baru
bales. Tadi Ri ikut latihan.”
“Wah, masa.
Gimana tadi latihannya?”
“Seru Zal, tapi
lumayan pegel-pegel juga.”
“Kalau tadi pas
latihannya ngapain aja?”
“Kalau yang pake
kostum mah pada ngejaming, tapi Ri mah latihan basic aja.”
“Ada berapa orang
yang latihan basicnya Ri?”
“Lumayan banyak
ada sekitar delapan orangan Zal.”
“Jadi ga sabar
nih pengen ikutan.”
“Tenang Zal
Lebaran sebentar lagi.”
“Yups.”
Karena saya telah
janji pada orang tua saya untuk ikut latihan setelah lebaran jadi saya harus menunggu sampai saat itu
benar-benar tejadi. Hari demi hari ku lalui punuh harapan agar orang tua ku
tidak terpengaruh oleh ucapan kakak ku yang kurang menyetujui saya untuk ikut
masuk ke komunitas itu, karena ia khawatir saya mengalami cedra pada saat saya ikut latihan.
@@###@@
Akhirnya hari
yang saya tunggu-tunggu itu tiba,yaitu tanggal 03 oktober 2010. Semua telah
saya persiapkan dari jauh-jauh hari dari mulai pakaian, kaos kaki, dan sepatu
yang nyaman di pakai untuk lari. Dan yang paling penting adalah fisik dan
mental saya yang telah saya persiapkan untuk hari itu. Saya bangun tepat pada
waktunya yakni pukul 04:00 WIB, saya awali dengan stretching
dan mandi meskipun air terasa dingin serasa mandi
dengan air es.
namun saya lakukan semuanya dengan senang sehingga terasa hangat. Kemudian saya
lanjutkan dengan Shalat subuh dan sarapan dan bersiap-siap untuk berangkat.
Setelah saya kira saya telah siap untuk berangkat saya pun berpamitan dengan
orang tua saya dan mencium tangannya.
Sesampainya di tempat tujuan saya bingung
dimana tempat latihannya di karenakan saya baru pertama kali latihan saya juga
bingung hal apa yang harus saya lakukan untuk menunggu karena saya datang
terlalu cepat, saya sampai di tempat tujuan pukul 06:30 WIB sedangkan latihan
di mulai pukul 08:00 WIB. Saya pun berpikir untuk joging agar suhu tubuh saya
naik dan memicu jantung secara perlahan untuk memompa darah lebih cepat.
Setelah saya rasa cukup saya pun ber istirahat. Sambil sms-an dengan Feri.
“Ri, kamu jadi ga ikut latihan teh?”
“jadi atuh.”
“Ri, Zal bingung nih lihat tempat na.”
“sekarang Zal lagi di mana.”
“Lagi di depan Gerbang SABUGA.”
“Ooh... Masuk ja ke ITB terus langsung
belok kiri.”
“Ooh... jadi masuk ke ITB Ri.”
“Yaph.”
Saya pun langsung, masuk ke ITB dan di sana
saya melihat orang-orang lagi nge jaming. Ya di sanalah tempat selama ini
mereka berlatih, dan di sinilah yang akan menjadi tempat saya berlatih juga
bersama komunitas Parkour Bandung. Sebuah komunitas yang terlahir pada tanggal
19 Agustus 2007 yang didirikan oleh beberapa orang dari berbagai universitas.
Ais (ITB), Josua (Unpar), Alm. Danar Dkk (Unikom Parkour Phreak).
Tiba-tiba saya mendapatkan pesan dari Feri.
“Zal kamu di mana?”
“Zal udah di tempat latiannya, Ri. Kamu
sudah di mana?”
“Ri, juga udah di sana Zal.”
“Kamu pake baju pa?”
“Pake baju Putih, lagi ngobrol ma temen,
temen juga pake baju putih Zal. Ri pake kaca mata Zal.”
Sudah berulang kali ku tengok orang-orang
di sekeliling ku namun tidak ada orang dengan ciri-ciri seperti yang ia
katakan. Sedang asik-asiknya mencari tibalah saatnya latihan di mulai dengan
tanda sang instruktur berteriak menyuruh semua yang ada di tempat itu
berkumpul, dan latihan pun di mulai.
Latihan di awali dengan lari agar suhu
tubuh naik dan memicu jantung secara perlahan untuk memompa darah lebih cepat.
Di sini stamina sangat di perlukan karena rutenya sendiri adalah mengelilingi
Kampus ITB. Pada saat berlari sempat terpikir dalam benak otak saya
“Sampai kapan saya harus berlari seperti ini.” Namun karena tubuh saya masih
kuat saya berusaha untuk tidak berhenti berlari sebelum saatnya. Setelah
selesai lari kami belum diberi waktu untuk beristirahat namun lanjut ke tahap
conditioning yang sangat melelahkan. Barulah kami diberi waktu untuk istirahat
selama 5 menit.
Nah pada saat istirahat
inilah saya kembali mencari teman saya itu. Di saat saya asik mencari-cari
datanglah pesan singkat dari Feri di situlah saya baru sadar
bahwa orang yang bernama Feri itu tepat berada di samping kiri saya. Saya pun
serentak bertanya padanya dan memang benar ia adalah teman yang saya-cari.
Seketika waktu istirahat pun selesai.
Kemudian di tahap selanjutnya kami di
ajarkan gerakan basic Parkour seperti landing, precisi,
balance, rolling, climb up, quadrupedie, vault, dsb. yang tentunya cukup
menguras tenaga dan membuat badan pegal-pegal. Kemudian kami di bawa ke suatu
tempat khusus. Disana di lanjutkan dengan conditioning lagi dan pendinginan
berupa stretching, dan terakhir di tutup dengan sesi sharing dan tanya jawab.
Pada sesi ini barulah kami dipersilahkan untuk memperkenalkan diri namun kami
diberi tantangan, yaitu sebelum kami memperkenalkan diri kami harus menyebutkan
3 nama orang yang
memperkenalkan diri
sebelum kami.
Di sinilah terungkap ternyata saya adalah
orang terjauh yang datang ke sana dan ikut latihan di sana.
Setelah selesai sesi tersebut kami pulang
dengan rasa pegal yang terasa sangat menyiksa. Namun saya tidak akan kapok karenanya
karena memang itulah proses yang harus saya tempuh
untuk menjadi Parkour Practition yang handal dan terbiasa mengaplikasikan
teknik-teknik
Parkour dalam kehidupan sehari-hari.
Saya berjanji pada diri saya sendiri untuk
membiasakan berlatih seperti apa yang telah akang-akang di Parkour Bandung
ajarkan. Karena menurut saya “orang bisa karena mereka terbiasa” ya itulah
menurut saya.
SELESAI...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentarmu agar blog Arsip Ijhall37 dapat lebih baik lagi dan lebih bersemagat dalam berbagi wawasan , namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam....