Selasa, 29 Mei 2012

Pengalaman Pertama Saat Latihan

Parkour. . .


saya terdiam membisu ketika mengetahui bahwa film berjudul Yamakasi di buat tanpa bantuan edit kamera dan saya berkata dalam hati “saya ingin seperti mereka.” Ya mereka adalah sekomplotan orang-orang yang berjiwa pemberani didikan langsung David Belle sang pencipta sebuah disiplin yang ia namai PARKOUR. Saya yang tak tahu apa itu Parkour berusaha menggali informasi tentang apa itu Parkour. Hari demi hari saya
lalui namun tak secuir pun informasi yang saya dapatkan. Saya pun mulai putus asa.

@@###@@

Ketika saya memasuki masa remaja saya, teringatlah suatu kenangan itu. Empat tahun berlalu saya masih berambisi untuk mendalami olahraga Parkour yang kini sudah sangat familiar di telinga semua orang. Dan akhirnya setelah sekian lama mencari ku dapatkan situs web Parkour Indonesia yang di dalamnya berisi semua informasi tentang parkour. Tidak lama dari itu saya pun menemukan Group Parkour Bandung di Facebook di sana saya berkenalan dengan seorang pria bernama Feri yang juga baru akan ikut latihan dan sekarang ia telah menjadi teman saya.
Pada hari minggu, 22 Agustus 2010 saya memulai percakapan kecil bersama teman Baru saya itu.
Zal, nanti kamu ikut costume Jaming Party ga?”
“Ga ah saya ga punya kostum buat ngejamingnya, kalo kamu?”
“Kalau saya sih pengen ikut tapi...”
“Tapi apa sob?”
“Ri masih malu Zal.”
“Kenapa harus malu Ri? Kalau kita terus-terusan malu nanti kapan kita mulainya?”
“Bener juga kata-katamu itu zal. Ok deh nanti Ri mau ikutan aja.”
“siph deh.”

@@###@@

Sore yang cerah. Saya sedang asik-asiknya fb-an muncul sebuah pesan singkat dari Feri di HP saya.
“Udah pusing muter-muter lihat-lihat tempatnya akhirnya ketemu juga. Tapi Udah di mulai Zal, gimana nih?”
“Iya lah udah di mulai. Lihat jam juga udah jam segini. Kalau menurut Zal sih mending kamu langsung ikutan ja dari pada pulang ga bawa hasil.”
“tapi Ri malu Zal.”
“Ya itu mah terserah kamu aja.”
“Ri bingung zal.”
“Kalo menurut Zal mending kamu ikutan aja.”
Setelah beberapa menit saya coba Sms lagi Feri.
“Ri gimana jadi ikutan ga?”
Namun Feri tidak menjawab. Dan saya coba untuk meneleponnya. Namun ia tidak menjawabnya. Sayapun bingung dan sedikit cemas.
Malam mulai menjemput dengan diiringi gelapnya langit. Tiba-tiba saya mendapat pesan dari Feri.
“Zal maaf baru bales. Tadi Ri ikut latihan.”
“Wah, masa. Gimana tadi latihannya?”
“Seru Zal, tapi lumayan pegel-pegel juga.”
“Kalau tadi pas latihannya ngapain aja?”
“Kalau yang pake kostum mah pada ngejaming, tapi Ri mah latihan basic aja.”
“Ada berapa orang yang latihan basicnya Ri?”
“Lumayan banyak ada sekitar delapan orangan Zal.”
“Jadi ga sabar nih pengen ikutan.”
“Tenang Zal Lebaran sebentar lagi.”
“Yups.”
Karena saya telah janji pada orang tua saya untuk ikut latihan setelah lebaran jadi saya harus menunggu sampai saat itu benar-benar tejadi. Hari demi hari ku lalui punuh harapan agar orang tua ku tidak terpengaruh oleh ucapan kakak ku yang kurang menyetujui saya untuk ikut masuk ke komunitas itu, karena ia khawatir saya mengalami cedra pada saat saya ikut latihan.

@@###@@

Akhirnya hari yang saya tunggu-tunggu itu tiba,yaitu tanggal 03 oktober 2010. Semua telah saya persiapkan dari jauh-jauh hari dari mulai pakaian, kaos kaki, dan sepatu yang nyaman di pakai untuk lari. Dan yang paling penting adalah fisik dan mental saya yang telah saya persiapkan untuk hari itu. Saya bangun tepat pada waktunya yakni pukul 04:00 WIB, saya awali dengan stretching dan mandi meskipun air terasa dingin serasa mandi dengan air es. namun saya lakukan semuanya dengan senang sehingga terasa hangat. Kemudian saya lanjutkan dengan Shalat subuh dan sarapan dan bersiap-siap untuk berangkat. Setelah saya kira saya telah siap untuk berangkat saya pun berpamitan dengan orang tua saya dan mencium tangannya.
Sesampainya di tempat tujuan saya bingung dimana tempat latihannya di karenakan saya baru pertama kali latihan saya juga bingung hal apa yang harus saya lakukan untuk menunggu karena saya datang terlalu cepat, saya sampai di tempat tujuan pukul 06:30 WIB sedangkan latihan di mulai pukul 08:00 WIB. Saya pun berpikir untuk joging agar suhu tubuh saya naik dan memicu jantung secara perlahan untuk memompa darah lebih cepat. Setelah saya rasa cukup saya pun ber istirahat. Sambil sms-an dengan Feri.
“Ri, kamu jadi ga ikut latihan teh?”
“jadi atuh.”
“Ri, Zal bingung nih lihat tempat na.”
“sekarang Zal lagi di mana.”
“Lagi di depan Gerbang SABUGA.”
“Ooh... Masuk ja ke ITB terus langsung belok kiri.”
“Ooh... jadi masuk ke ITB Ri.”
“Yaph.”
Saya pun langsung, masuk ke ITB dan di sana saya melihat orang-orang lagi nge jaming. Ya di sanalah tempat selama ini mereka berlatih, dan di sinilah yang akan menjadi tempat saya berlatih juga bersama komunitas Parkour Bandung. Sebuah komunitas yang terlahir pada tanggal 19 Agustus 2007 yang didirikan oleh beberapa orang dari berbagai universitas. Ais (ITB), Josua (Unpar), Alm. Danar Dkk (Unikom Parkour Phreak).
Tiba-tiba saya mendapatkan pesan dari Feri.
“Zal kamu di mana?”
“Zal udah di tempat latiannya, Ri. Kamu sudah di mana?”
“Ri, juga udah di sana Zal.”
“Kamu pake baju pa?”
“Pake baju Putih, lagi ngobrol ma temen, temen juga pake baju putih Zal. Ri pake kaca mata Zal.”
Sudah berulang kali ku tengok orang-orang di sekeliling ku namun tidak ada orang dengan ciri-ciri seperti yang ia katakan. Sedang asik-asiknya mencari tibalah saatnya latihan di mulai dengan tanda sang instruktur berteriak menyuruh semua yang ada di tempat itu berkumpul, dan latihan pun di mulai.
Latihan di awali dengan lari agar suhu tubuh naik dan memicu jantung secara perlahan untuk memompa darah lebih cepat. Di sini stamina sangat di perlukan karena rutenya sendiri adalah mengelilingi Kampus ITB. Pada saat berlari sempat terpikir dalam benak otak saya “Sampai kapan saya harus berlari seperti ini.” Namun karena tubuh saya masih kuat saya berusaha untuk tidak berhenti berlari sebelum saatnya. Setelah selesai lari kami belum diberi waktu untuk beristirahat namun lanjut ke tahap conditioning yang sangat melelahkan. Barulah kami diberi waktu untuk istirahat selama 5 menit.
Nah pada saat istirahat inilah saya kembali mencari teman saya itu. Di saat saya asik mencari-cari datanglah pesan singkat dari Feri di situlah saya baru sadar bahwa orang yang bernama Feri itu tepat berada di samping kiri saya. Saya pun serentak bertanya padanya dan memang benar ia adalah teman yang saya-cari. Seketika waktu istirahat pun selesai.
Kemudian di tahap selanjutnya kami di ajarkan gerakan basic Parkour seperti landing, precisi, balance, rolling, climb up, quadrupedie, vault, dsb. yang tentunya cukup menguras tenaga dan membuat badan pegal-pegal. Kemudian kami di bawa ke suatu tempat khusus. Disana di lanjutkan dengan conditioning lagi dan pendinginan berupa stretching, dan terakhir di tutup dengan sesi sharing dan tanya jawab. Pada sesi ini barulah kami dipersilahkan untuk memperkenalkan diri namun kami diberi tantangan, yaitu sebelum kami memperkenalkan diri kami harus menyebutkan 3 nama orang yang memperkenalkan diri sebelum kami.
Di sinilah terungkap ternyata saya adalah orang terjauh yang datang ke sana dan ikut latihan di sana.
Setelah selesai sesi tersebut kami pulang dengan rasa pegal yang terasa sangat menyiksa. Namun saya tidak akan kapok karenanya karena memang itulah proses yang harus saya tempuh untuk menjadi Parkour Practition yang handal dan terbiasa mengaplikasikan teknik-teknik Parkour dalam kehidupan sehari-hari.
Saya berjanji pada diri saya sendiri untuk membiasakan berlatih seperti apa yang telah akang-akang di Parkour Bandung ajarkan. Karena menurut saya “orang bisa karena mereka terbiasa” ya itulah menurut saya.

SELESAI...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentarmu agar blog Arsip Ijhall37 dapat lebih baik lagi dan lebih bersemagat dalam berbagi wawasan , namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam....